Pages

Jumat, 11 Mei 2018

Takkan ada lagi...

Akhirnya aku temukan jalanku untuk bisa terlepas dari belenggu tentang dirimu. Dirimu yang selalu kuinginkan hingga satu detik yang lalu. Dirimu yang memberikan cerita di masa kuliahku. Kamu..
Bukan lagi sebuah nama yang kusebut dalam setiap sujudku. Bukan pula sesosok lelaki yang akan kukenalkan pada keluargaku. Kamu adalah orang asing sekarang. Bukan lagi yang selalu menemaniku hingga kau lelah menuruti apa mau ku. Apalagi yang selalu menatap wajahku disaat aku merasa tertekan beban hidup. Kamu, bukan lagi seseorang yang akan ku ajak menyantap secangkir kopi di sebuah kedai kopi sederhana di depan tempat tinggalku, atau hanya berkeliling kota untuk sekedar menghilangkan penat. Kamu, takan lagi ada, dalam pikiranku. Apalagi terlintas inginku untuk bersamamu lagi. Takan ada hingga aku bisa menemukan jalan untuk melupakanmu seperti saat ini. Saat aku yakin bahwa kamu memang tidak diciptakan untukku. Karna setiap kebersamaan, pasti hanya sebuah awal untuk perpisahan. Perpisahan yang kesekiankalinya.

Kini, takan ada lagi bayang tentang dirimu. Karna aku tahu, mengharap manusia takkan ada hentinya dalam kesakitan. Karna aku tahu, Tuhan lebih tahu.

Minggu, 18 Maret 2018

Selain memberi kesenangan, kamu juga memberi banyak pengalaman hidup yang baru

Selain memberi kesenangan, kamu juga memberi banyak pengalaman hidup yang baru

Bukan jarak yang memberi batas, bukan prinsip yang tidak selaras, bukan juga karena godaan paras, tapi kita memang hanya sedang Tuhan simpan dalam dua sangkar yang berbeda. Masing-masing tersimpan dengan baik, menunggu masanya datang. Masa untuk muncul kembali ke permukaan. Hingga suatu saat yang baik itu datang, dimana senyum saling tersungging dari setiap bibir. Tangis haru yang akan memaksa tangan-tangan itu untuk menghapusnya. Perlahan menghapus dua pipi yang terbasahi air mata. Bahkan Tuhan sudah tahu, mana yang tebaik untuk kita. Asalkan kita berusaha. 

Namun, ketika pikiranku berbalik pada masa lalu, rasanya indah, namun mengenangnya rasanya membuat salah satu dari bagian tubuhku linu. Banyak hal yang membuatku tergagum-kagum atau bahkan mencela-cela keburukan pada orang itu. Padahal, cermin besar sudah terpampang di kamarku sebagai media introspeksi. Tapi terkadang hal seperti ini hanya membuatku semakin sulit untuk menghirup nafas segar. Sesegar saat aku belum pernah bertemu dengannya. 

Selain memberi kesenangan, banyak sekali pengalaman hidup yang aku rasakan. Indahnya berbagi, indahnya hidup dalam kesederhanaan, indahnya sebuah hasil dari perjuangan yang keras, indahnya bertukar ilmu dalam heningnya malam. Banyak hal yang aku dapatkan ketika aku mengenalmu. Tiga tahun lebih yang takkan lagi ku anggap sebagai kesia-siaan hidup. 

Terimakasih


Ada banyak alasan mengapa setiap mencoba menghilang, aku akan kembali melangkah ke belakang. Berjalan berbalik arah meskipun orang bilang di depan lebih cerah. Karna aku selalu merasa paling benar, tapi kemudian waktu memberitahu bahwa aku yang paling salah. Ketika aku berusaha mencari hati yang lain, belum bisa aku menemukan semangat seperti aku mengambil hatimu. Aku merasa perjuangan bersamamu adalah usaha maksimalku. Usaha mendapatkan seseorang yang ternyata memang tidak ada perasaan yang sama sepertiku. Bodohnya aku, termakan bisikan nafsu semata. Mengharapkan kamu menemani setiap hari-hariku seperti apa yang ada dalam anganku. Angan yang aku bentuk sendiri dan tidak seharusnya ada.

Bencilah aku sebenci-benci yang kamu mau, hingga kau ucapkan seluruh omongan kasar dalam hatimu untuk memakiku. Karna aku, hanya seperti ini. Hanya wanita yang selalu beranggapan bahwa wanita adalah kaum-kaum yang haus akan pembuktian. Malu untuk melangkah proaktif dalam hubungan. Padahal semua lelaki ingin wanita yang berbeda. Ya, aku tau. Aku tau.

Aku hanya wanita pemikir yang sering terlintas untuk apa mempertahankan orang sepertimu, yang cuek, yang tidak pernah romantis, yang jarang sekali berpamitan atau memberi kabar, yang selalu diam jika ada masalah, yang pernah tidak mengucapkan selamat ulang tahun di hari lahirku. Yang selalu pergi entah kemana jika aku melakukan kesalahan. Yang pernah meninggalkanku hingga aku tak kuasa menagan tangis didepan teman-temanku. Ada banyak sekali hal yang tidak aku sukai darimu, namun ada lebih banyak lagi hal pada dirimu yang aku suka.

Harusnya aku sadar, manusia tak pernah sempurna. Seandainya kamupun berpikiran seperti itu mungkin kita akan bisa dengan mudah memaafkan satu sama lain. Tidak diam berminggu-mingu lamanya menanti salah satu untuk berani mengungkapkan kesalahan.

Aku kagum dengan sosok yang katanya bernama Khadijah, istri Rasul SAW. Seorang wanita yang cocok menjadi panutan, namun sangat sangat sulit untuk dilakukan. Wanita yang sempurna, yang memiliki kesabaran dan keikhlasan tingkat tinggi. Yang mengukir kisah cinta paling romantis yang pernah ada. Bagaimana bisa wanita akhir zaman sepertiku ini memiliki salah satu saja sifat Khadijah, dan wanita lainpun mungkin takkan bisa. Kriteria wanita yang menjadi salah satu pengharapanmu untuk kau jadikan pendamping hidup.

Kau harus tau, lebih mudah aku mengubah penampilanku daripada mengubah sifat burukku. Lebih mudah aku mengubah parasku menjadi cantik daripada menghilangkan satu saja sifatku. Bahkan waktu bertahun-tahunpun tidak menjadi jaminan aku akan berubah. Jangan paksa seseorang untuk berubah, karna itu menyakitkan. Perlahan saja kau ubah, perlahan saja kau ingati. Meski berkali2 ia melanggar janji.

Tak apa, bila yang sempurna yang kau cari. Teruslah mencari hingga lelah. Hingga kau temukan seseorang yang membuatmu takan lagi mencari. Kita takkan pernah tau apa rahasia Tuhan memisahkan kita, yang pasti jalan terbaik akan selalu ada.

Terimakasih telah hadir dalam hidupku. Memberiku banyak warna dalah hidup. Memberiku pengalaman dan pelajaran berharga. Takkan pernah aku lupakan semua hal yang telah kita lewati bersama. Bagiku akan selalu indah bila bersamamu.

Terimakasih..