Pages

Minggu, 15 November 2015

Tujuh (Renungan Hati)



Pernahkah kamu merasa kecewa terhadap apa yang telah pergi meninggalkanmu? Saat kamu terlalu menaruh harapan setinggi langit pada seseorang[. Dengan sejuta mimpi yang pernah kamu inginkan. Betapa pahitnya kekecewaan itu bahwa ternyata hanya kamu yang rela menghabiskan seluruh sisa hidupmu dengan sia-sia untuknya. 

Lalu apa yang kamu lakukan agar rasa kecewa itu hilang? Meski bersusahpayah kamu mencoba untuk melupakannya tapi bayang-bayang itu akan tetap ada hingga kamu merasa ada di titik terendah dalam hidupmu dan kamu tak tahu harus apa selain menangis dan menjerit. Berpura-pura hanyalah topeng. Kamu tak pernah bisa menutupi rasa sakit itu. 

Bila melupakan dan menjauh adalah cara yang terbaik, bagaimana cara melakukannya tanpa setitik rasa perihnya rindu? Bagaimana caranya melupakan orang yang selalu ada dalam sehari-harinya hidup kita dan menghiasi pikiran dengan kenangan-kenangan indah? Tunjukannlah padaku bagaimana cara mengatasi rasa kecewa itu..

Rabu, 15 Juli 2015

Enam (Menjadi Sebuah Cerita)

Namanya Iwan. Dia orang yang baik, pendiam, pemalu, serius, cerdas, dewasa, dan sederhana. Aku baru mengenalnya belum genap setahun tapi aku sudah menemukan apa arti hidup dari caranya melihat dunia. Awalnya aku hanya iseng menanyakan darimana asal sekolahnya namun nampaknya keinginan untuk semakin dekat makin muncul. Aku dan dia memang berbeda, usia, pola pikir, tingkah laku, gaya hidup, cara berbicara, semua berbeda. Tapi kami punya satu tujuan yang sama. 

Saat anak laki-laki lain saling beradu untuk aktif di kelas, dia tetap terlihat diam. Aku perhatikan dari jauh, dan saat aku melihatnya, aku seperti melihat seseorang di 4 tahun silam. Orang yang sempat aku kagumi. Akhirnya aku iseng untuk mencoba duduk disampingnya, menjalani perkuliahan seperti biasa, namun sama saja seperti yang aku lihat, diam tak ada respon, ke wanita sekalipun. Dari situ aku berhenti dan fokus memperhatikan lelaki sebaya lain yang sudah jadi kakak tingkat.  

Tak ada rasa sedikitpun padanya, bahkan saat ia mulai mengirim pesan padaku, yang ada aku malah heran dengan sedikit kerungan di dahi. Namun setelah itu, kami mulai berkomunikasi satu sama lain. Ia mulai berani bertanya padaku secara langsung, mulai bercanda, mulai memberi kritik, dan mulai bisa memanggil namaku. Mungkin saat itu kami bisa dibilang ''mulai dekat'', tapi sayang kedekatan kami tidak akan berbuah manis karena sepertinya ia sudah memiliki dambaan hati di kota asalnya.

Minggu, 03 Mei 2015

Lima

"Akhirnya aku punya cerita baru di Bandung"

Sekarang saatnya mengapus jejak masa lalu. Mungkin tidak sesulit yang sempat terbayang.
Tapi menjadikan masa lalu sebuah pelajaran yang berarti, sangat-sangat berarti adalah harus.
Kini aku punya buku baru dengan lembaran baru dengan sesosok makhluk baru yang 180 derajat jauh berbeda.
Mungkin kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi besok, atau lusa atau beberapa tahun ke depan, namun apa salahnya jika kita punya rencana baik yang jauh lebih baik dari apa yg kita rencanakan di hari kemarin atau bulan kemarin atau tahun kemarin.

Kamis, 26 Februari 2015

Empat

Jika berjumpa denganmu adalah bencana, jika berjumpa denganmu adalah malapetaka, lantas kenapa bencana dan malapetaka ini tak pernah berakhir?

Apa alasan Tuhan mendatangkanmmu saat aku merasa menyesal dan saat ingin rasanya menjatuhkan diri kedalam lautanbara api panas?

Bila sebuah alasan daat meyakinkanku, beri aku alasan lain agar aku bisa benar-benar yakin bahwa keberadaanmu bukan sekedar wujud, bukan sekedar datang lalu pergi.

Rabu, 18 Februari 2015

Tiga

Nampaknya mengakhiri sebuah cerita tanpa sebuah awal yang pasti akan menjadi sebuah ironi. Keberadaanku kemarin bukan sekedar mengetuk pintu dan mampir. Anggap saja itu sebuah teka teki yang tidak ada jawabannya. Namun ketahuilah bahwa sesungguhnya aku ingin cerita ini tetap berlanjut, menjadi sebuah cerita yang bealur indah dan orang lain suka. Ini akan terasa berat. Aku harus menghapus bait-bait pertamaku yang telah lama kurangkai. Maafkan aku, tapi aku merasa tak pantas menulis ini :'(

Sabtu, 14 Februari 2015

DUA

MENEMUKANMU ADALAH ANUGRAH UNTUKKU
NAMUN MEYAKINKAN HATIKU ADALAH SATU KESULITAN TERSENDIRI
KARENA AKU TERLALU TAKUT BAHWA INI SEMUA HANYA FANA

SEBERAPA KUAT AKU DAPAT MENGERTI
SEBERAPA KUAT AKU MEYAKINKAN DIRIKU UNTUK SADAR
BAHWA TAKDIR BAIK DAPAT DIBUAT
DAN HARAPKU TAKDIR ITU DIRIMU

WALAU SEJARAH TERLALU MEMBEKAS
MEMBUAT CORETAN-CORETAN BERWARNA
TAPI KUHARAP MASA DEPAN TAK KALAH ISTIMEWA

I GUESS THIS IS THE START OF THE END STORIES THAT I'VE MADE
BEGIN WITH THE NEW JOURNAL AND STAY CONFIDENT WITH ALL THE POSITIVE POSSIBILITIES

WELCOME TO MY LIFE :)

Sabtu, 31 Januari 2015

Puisi Satu

Lekuk wajahmu, memberikanku kenangan di masa itu. Seperti seseorang yang pernah mencoba memberi arti sebuah kehidupan, namun pahit. Bukan dengan harta aku memandang. Bukan juga dengan fisik, tapi karena idung hahahaha. Mancung!